Gulai Pisang Mudo, Kuliner Langka dari Ranah Minang

 

source: Cookpad.com

Masakan Minangkabau terkenal akan penggunaan santan dan rempah-rempahnya dalam setiap hidangan. Tak heran setiap suapan meninggalkan rasa yang dominan dan membekas di lidah para pecinta kuliner. Mulai dari rendang yang mendunia hingga gulai yang beraneka rupa.


Salah satu gulai yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau tetapi jarang sekali ada di restoran Padang yaitu gulai pisang mudo. Berbeda dari  gulai Tambusu, gulai Tunjang, dan gulai lainnya, gulai pisang mudo sulit untuk ditemui. Namun, gulai pisang mudo sangat populer di kalangan masyarakat Minangkabau, terutama pada acara-acara tertentu, seperti pesta pernikahan, syukuran, atau acara adat, serta menjadi masakan rumahan yang dihidangkan kepada keluarga. 


Pisang yang digunakan di masakan ini biasanya berjenis pisang kepok atau pisang batu yang memiliki tekstur padat dan tidak mudah hancur saat dimasak. Gulai pisang mudo ini dimasak dengan cara mengupas kulit luar pisang tetapi meninggalkan kulit arinya. Kulit pisang yang masih  menempel dipercaya mengandung vitamin dan untuk menambah tekstur pada gulai tersebut.


Di Nagari Pagadih, Agam, gulai pisang ini menjadi ungkapan rasa syukur dalam perayaan kelahiran anggota keluarga baru. Gulai ini disajikan pada acara syukuran lahiran sang anak. Lain halnya di Nagari Pakandangan, Padang Pariaman,  gulai pisang mudo disajikan sebagai masakan rumahan pengganti ikan dan daging. Di beberapa daerah lainnya, gulai pisang bisa ditemukan dengan tambahan lauk lain seperti ikan atau daging bahkan telur rebus, yang membuat hidangan ini semakin kaya akan rasa.


Pemanfaatan buah pisang sebagai bahan masakan menunjukkan bahwa masyarakat Minangkabau memiliki kecerdasan dan kreativitas dalam kuliner. Pisang yang awalnya hanya buah, tetapi disulap menjadi lauk-pauk oleh masyarakat Minangkabau. Ranah Minang tidak pernah main-main dengan warisan kulinernya.



penulis: Muharni Zain

editor: Pretti Sinta Mahendra 

Previous Post Next Post