Pinyaram selalu punya tempat istimewa. Terbuat dari campuran tepung beras dan gula aren, Pinyaram digoreng hingga berwarna cokelat keemasan yang menggoda. Teksturnya renyah di luar, legit di dalam, dengan rasa manis alami yang khas. Biasanya, kue ini hadir di momen spesial seperti Idul Fitri,
pesta pernikahan, dan acara adat. Lebih dari sekadar camilan, Pinyaram menjadi simbol kebersamaan. Proses pembuatannya sering kali dikerjakan ramai-ramai, diiringi canda tawa keluarga. Aktivitas ini mempererat hubungan antar anggota keluarga sekaligus melestarikan tradisi turun-temurun. Menariknya, di tengah perkembangan zaman, Pinyaram kini kembali dilirik oleh generasi muda.
Banyak pelaku UMKM di Sumatera Barat yang berinovasi, menawarkan Pinyaram dalam kemasan lebih modern, bahkan menghadirkan varian rasa baru seperti durian, cokelat, hingga green tea. Pinyaram kini bukan hanya sekadar makanan tradisional, melainkan bagian dari gaya hidup yang menggabungkan cita rasa lokal dengan sentuhan kekinian. Bagi kamu yang ingin mencicipi manisnya warisan budaya, Pinyaram adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan.
penulis: Razel Alfikri
editor: Ferdyan Siregar
