Bofet Yusuf Rajawali: Rumah Soto Legendaris Padang Sejak 1958

 


Padang – Halo Sobat Gen-Z! Di antara jejeran kuliner khas Minang, Bofet Yusuf Rajawali tetap berdiri kokoh sebagai salah satu tempat makan legendaris yang selalu ramai pengunjung. Terletak di Jalan Ir. H. Juanda No. 29, Rimbo Kaluang, Kota Padang. Rumah makan ini telah memanjakan lidah masyarakat sejak tahun 1958 dengan sajian soto dan sup yang menggoda.

Menu yang paling ikonik dari Bofet Yusuf tentu saja adalah soto spesialnya. Disajikan hangat dengan kuah bening kaya rempah, soto ini memiliki isian lengkap yang membuat siapa pun ketagihan. Di dalamnya terdapat bihun yang lembut, potongan daging sapi goreng yang gurih, serta perkedel kentang yang empuk di bagian dalam dan renyah di luar. Tak lupa taburan bawang goreng dan seledri yang menambah aroma menggoda serta sensasi gurih di setiap suapannya.

Tak hanya soto, Bofet Yusuf juga dikenal dengan deretan supnya yang menggugah selera. Ada sup buntut dengan daging empuk yang mudah lepas dari tulangnya, sup iga sapi yang kaya kaldu, hingga sup daging yang cocok disantap dengan nasi hangat. Semua sup diracik dengan resep turun-temurun yang tetap dipertahankan sejak awal berdiri.

Untuk pilihan lain, tersedia juga soto paru, gado-gado sayur segar dengan bumbu kacang kental, serta kudapan manis seperti bubur kacang hijau dan minuman tradisional segar seperti Cendol Air Mata Pengantin yang cocok dinikmati sebagai hidangan penutup.

Tak heran jika Bofet Yusuf menjadi tujuan banyak tokoh dan publik figur, termasuk Erick Thohir, yang pernah datang langsung mencicipi kelezatan menu legendaris ini. Dalam sebuah video TikTok dari akun @ericktohir, ia mengungkapkan kesannya:

"Di Padang pagi-pagi langsung ditraktir sama Uda Andre, Soto Padang Rajawali ini yang terenak katanya di Padang! Kita cobain… hmm enak teruss!!”

Dengan nuansa sederhana dan pelayanan yang ramah, Bofet Yusuf Rajawali bukan hanya tempat makan, tetapi juga saksi sejarah kuliner Minangkabau yang telah bertahan selama lebih dari enam dekade.

 



penulis: Silmi Alqonitah

editor: Pretti Sinta Mahendra 

Previous Post Next Post