Halo Sobat Gen-Z! Di tengah maraknya minuman kekinian
seperti boba dan kopi susu, Jus Pinang tetap bertahan sebagai minuman
tradisional yang memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Sumatera Barat.
Berasal dari kebiasaan orang tua zaman dahulu, jus ini kini kembali naik daun
berkat manfaatnya pada kesehatan.
Jus Pinang terbuat dari buah pinang muda yang ditumbuk atau
diblender, lalu dicampur dengan jahe, madu, kuning telur, dan kadang
ditambahkan susu atau serai. Rasanya yang khas, pahit, pedas, dan manis
sekaligus, namun efeknya di tubuh membuat banyak orang ketagihan.
“Minuman ini sudah ada sejak zaman nenek moyang kami.
Biasanya diminum sebelum bekerja di ladang atau selepas aktivitas berat,” jelas
Pak Yusril (63), seorang tetua adat di Padang Pariaman. Ia menambahkan bahwa
pinang dipercaya dapat menambah energi, memperkuat daya tahan tubuh, dan
melancarkan peredaran darah.
Kini, generasi muda juga mulai melirik Jus Pinang sebagai
alternatif minuman sehat. Salah satunya adalah Riko (29), seorang pelatih
kebugaran di Padang.
“Saya konsumsi jus
pinang dua kali seminggu. Badan jadi lebih segar dan nggak gampang capek,
apalagi setelah latihan berat,” ujarnya.
Di Kota Padang, Jus Pinang bisa ditemukan di sejumlah lokasi, seperti di kawasan
sekitar GOR Haji Agus Salim dan kios-kios kecil di Pasar Raya Padang. Selain
itu, beberapa UMKM juga mulai mengemas Jus Pinang di dalam kemasan botol dan memasarkannya
secara daring.
Menurut Pak Yusril, penting bagi generasi muda untuk menjaga
tradisi ini.
“Jus pinang bukan hanya soal rasa atau khasiat, tapi juga
warisan budaya. Kita harus jaga, jangan sampai hilang,” pesannya.
Dari sekadar ramuan kampung, Jus Pinang kini menjelma
menjadi simbol keseimbangan antara tradisi dan gaya hidup sehat masa kini.
Dalam setiap tegukan, tersimpan sejarah panjang dan kearifan lokal yang tak
lekang oleh waktu.
penulis; Syifa Aprilia
editor: Pretti Sinta Mahendra
