Nasi Kapau: Dimasak Oleh Tradisi, Disajikan Dengan Kenangan

 

Halo Sobat Gen-Z! Hayo, disini siapa yang punya kenangan dengan salah satu kuliner Sumbar yang masih eksis terutama di daerah Bukittingi ini? Yaps..Nasi Kapau. Nasi Kapau adalah hidangan khas Sumatera Barat yang hampir sama dengan Nasi Padang. Berbeda dengan Nasi Padang, Nasi Kapau terkenal dengan penyajiannya yang unik, yakni dengan cara menunya yang disajikan dimeja yang tinggi hampir seperti piramida yang mengelilingi sang penjual.

Menu yang di sediakan juga tidak jauh berbeda dengan Nasi Padang, namun, Nasi Kapau cenderung lebih ringan dan segar karena tidak terlalu berminyak seperti Nasi Padang. Hal ini dikarenakan banyak dari para pedangang Nasi Kapau yang memilih untuk tetap mempertahankan cara memasaknya secara tradisional dengan menggunakan kayu, untuk mempertahankan tradisinya.

Nasi Kapau sendiri berasal dari Nagari Kapau, sebuah desa kecil yang terletak di Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Wilayah ini tidak jauh dari kota wisata Bukittinggi, sehingga kuliner khasnya banyak dikenal oleh wisatawan.

Nama “Kapau” sendiri merujuk langsung pada nama nagari tempat asal para perempuan pedagang makanan ini. Sejak dulu, para ibu-ibu dari Kapau dikenal merantau ke Bukittinggi untuk menjajakan makanan khas mereka di Pasar Atas, Bukittingi. Mereka berdagang di lapak-lapak sederhana, tetapi selalu ramai oleh pengunjung.

Beralih pada kenangannya, Nasi Kapau cenderung memiliki banyak kenangan terhadap siswa-siswa SD-SMP di Sumatera Barat yang melakukan perjalanan wisata sekolah ke Kota Bukittingi. Rata-rata, setiap sekolah tersebut melakukan perjalanan wisata ke Kota Bukittingi untuk melihat monumen legendaris Jam Gadang. Disekitaran monumen ini, banyak sekali terdapat gerai pedagang Nasi Kapau, hal ini membuat para guru cenderung memilih gerai ini sebagai tujuan untuk makan siang, sore ataupun malam bagi para siswa.

Intan, seorang siswi dari SMP Negeri 14 Padang menuturkan bahwa, Nasi Kapau punya kenangan tersendiri bagi dirinya, karena dengan penyajiannya yang menarik, Nasi Kapau mampu menciptakan momen baru dalam dirinya. “waktu itu pas udah nyampe bukittingi, guru kami ngebolehin kami ngelilingin sekitaran jam gadang ini sih, yang penting harus kembali ke titik kumpul sesuai dengan yang diarahin guru kami, jadi saya sama teman-teman saya lebih milih buat makan siang di Nasi Kapau deket-deket jam gadang ini sih, soalnya gak lengkap rasanya kalau udah ke bukittingi tapi gak nyobain nasi kapau.”

 

Tak heran, hal ini dapat menjadi suatu kenangan bagi para siswa yang melakukan perjalanan wisata ke Kota Bukittingi.



penulis: Pretti Sinta Mahendra

editor: Brenda Della Sanky

Previous Post Next Post