Bukittinggi, Sumatra
Barat – Di
tengah maraknya camilan kekinian yang viral di media sosial, ada satu makanan
tradisional khas Minang yang tetap bertahan dan justru makin digemari lintas
generasi: kerupuk sanjai.
Camilan khas Bukittinggi ini terbuat dari irisan tipis singkong
yang digoreng renyah, lalu diberi baluran bumbu khas yang bikin nagih. Ada tiga
varian rasa utama yang jadi favorit yaitu sanjai tawar (tanpa bumbu), sanjai asin
(dengan garam), dan yang paling ikonik – sanjai balado, dengan lapisan cabai
merah manis-pedas yang menggoda lidah.
“Kalau pulang dari Bukittinggi, rasanya belum lengkap kalau
belum bawa pulang kerupuk sanjai. Ini oleh-oleh wajib,” ujar Nia (27), wisatawan asal Pekanbaru yang mengaku
selalu beli dalam jumlah banyak untuk keluarga dan teman.
Dibuat dengan cara tradisional dan digoreng menggunakan minyak
kelapa, kerupuk sanjai punya cita rasa autentik yang susah ditiru. Apalagi saat
dimakan sambil santai sore atau ditemani secangkir teh hanga –
suasananya langsung terasa khas rumah.
UMKM di Bukittinggi pun terus berinovasi, mengemas kerupuk sanjai
dalam desain kekinian agar menarik minat generasi muda. Meski tampilannya makin
modern, rasa dan resep tradisionalnya tetap dipertahankan.
“Yang penting bumbunya tetap kami olah sendiri, cabai kami
giling manual, nggak ada bahan pengawet,” ujar Uni Rani, pelaku usaha kerupuk
sanjai di daerah Sanjai, Bukittinggi.
Popularitas kerupuk sanjai yang tak lekang oleh waktu membuktikan
bahwa camilan lokal punya tempat istimewa di hati masyarakat. Di era di mana
semuanya serba instan, kerupuk sanjai tetap jadi pilihan –
sederhana, renyah, dan penuh rasa nostalgia.
penulis: Shamid Umran
editor: Muharni Zain
