Sobat Gen-Z tau
tidak ? Tak hanya di Maninjau, ternyata di seluruh daerah Sumatera Barat
tersembunyi salah satu harta kuliner yang tak hanya lezat, tapi juga sehat.
Kerang air tawar berukuran mungil ini telah lama menjadi bagian dari tradisi
kuliner masyarakat Minang dengan nama “pensi”, tetapi belakangan mulai dilirik
sebagai sumber protein lokal yang menyehatkan.
Pensi biasa diolah
dengan cara ditumis bersama cabai, bawang, dan daun ruku-ruku (kemangi lokal),
menciptakan aroma khas yang menggugah selera. Tidak hanya menggoda lidah, pensi
ternyata juga kaya akan protein, rendah lemak, serta mengandung zat besi dan
kalsium. Kandungan ini membuat pensi cocok dikonsumsi sebagai alternatif sehat
bagi yang ingin menjaga pola makan tinggi gizi namun tetap alami.
Dengan cara
pengolahan yang tepat seperti menumis dengan sedikit minyak atau merebusnya
dengan rempah-rempah lokal, pensi menjadi lauk yang tidak hanya sehat tetapi
juga ramah di lambung.
Kini, para pelaku
kuliner mulai mengemas pensi dalam bentuk olahan siap saji, bahkan camilan
ringan seperti pensi goreng yang renyah atau bahkan disajikan seperti gulai.
Ini jadi bukti bahwa makanan lokal bisa naik kelas tanpa kehilangan nilai
tradisinya.
Pensi bukan hanya
sekadar hidangan daerah, tapi simbol kekayaan alam dan gizi Sumatra Barat yang
patut dibanggakan. Dengan cita rasa khas dan nilai gizi tinggi, pensi tak hanya
menjadi kekayaan kuliner, tapi juga simbol potensi pangan lokal Indonesia yang
patut dijaga dan dikembangkan. Pemerintah daerah pun mulai mendorong promosi
pensi melalui festival kuliner dan pelatihan pengolahan makanan sehat berbasis
bahan lokal.
penulis: Annisa F. Diusti
editor: Muharni Zain
