Abon, Pahlawan Tanggal Tua Anak Kos: Murah, Tahan Lama, dan Serbaguna

 

https://www.masakapahariini.com/resep/resep-abon-daging-gurih/

Halo sobat Gen Z! Di tengah rutinitas padat dan isi dompet yang kian menipis menjelang akhir bulan, anak kos sering kali dituntut untuk menjadi kreatif dalam urusan makan. Tak heran, makanan instan dan lauk kering seringkali menjadi penyelamat utama. Di antara banyaknya pilihan, salah satu nama yang hampir tak pernah absen dari rak dapur anak kos adalah Abon.


Abon dikenal sebagai lauk praktis berbahan dasar daging yang diolah hingga kering dan berbentuk serat halus. Umumnya terbuat dari daging sapi, ayam, atau ikan. Abon memiliki cita rasa gurih-manis yang khas dan disukai banyak orang. Karena bentuknya yang kering, makanan ini bisa disimpan dalam waktu yang lama tanpa harus dimasukkan ke dalam kulkas, tak heran jika banyak anak kos menjadikannya stok wajib yang selalu ada, terutama saat akhir bulan mulai terasa.


“Mau makan hemat tapi tetap berasa nikmat? Ya abon solusinya,” ucap Dito, mahasiswa semester lima di Kota Padang. “Aku tinggal masak nasi, terus tabur abon di atasnya. Kadang aku campur sama sambal juga biar lebih nendang.”


Kemudahan itulah yang membuat Abon begitu digemari. Bukan hanya karena praktis dan tahan lama, tetapi juga karena fleksibel. Abon bisa dijadikan lauk utama, ditambahkan pada taburan nasi goreng, isian roti tawar, hingga topping mie instan. Pada saat ini, banyak olahan kekinian bermunculan—seperti risol isi abon, martabak abon, hingga donat abon.


Varian Abon pun semakin kreatif. Selain rasa yang original, kini tersedia Abon pedas level-levelan, Abon manis untuk anak-anak, hingga Abon vegetarian berbahan dasar jamur atau tempe. Inovasi ini muncul karena produsen Abon melihat potensi pasar yang besar, terutama dari kalangan mahasiswa dan pekerja muda di kota-kota besar.


Dari sisi gizi, Abon juga memberikan asupan protein yang penting, terutama bagi anak kos yang kadang sulit menjaga pola makan seimbang. Meski begitu, ahli gizi tetap menyarankan agar konsumsi Abon diimbangi dengan sayuran segar dan sumber karbohidrat, agar tidak hanya bergantung pada lauk kering saja.


“Abon memang sumber protein yang bagus, apalagi kalau terbuat dari daging asli,” jelas dr. Lita Amalia, ahli gizi dari Bandung. “Tapi karena kandungan garam dan gulanya cukup tinggi, sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah wajar dan tetap dibarengi makanan segar lainnya.”


Selain soal rasa dan kepraktisan, harga abon yang relatif terjangkau juga menjadi alasan mengapa makanan ini begitu disukai. Dengan harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp30.000 untuk satu kemasan kecil, anak kos bisa bertahan makan enak setidaknya selama seminggu.


Tak berlebihan jika menyebut Abon sebagai “sahabat sejati” anak kos. Di tengah perjuangan menghadapi akhir bulan, tugas kuliah yang menumpuk, dan kantong yang mulai cekak, Abon selalu hadir tanpa banyak tuntutan. Cukup nasi hangat dan satu sendok Abon, maka harimu bisa tetap berjalan dengan perut kenyang dan hati senang.



penulis: M. Royyan Alghifari

editor: Pretti Sinta Mahendra 

Previous Post Next Post