Bantak: Batu Giling Tradisional Minangkabau yang Menjaga Rasa dan Cerita

 

source: Pinterest

Halo sobat Gen-Z! Zaman sekarang masih ada yang tau Bantak gak nih? alat penggiling bumbu tradisional yang terbuat dari batu, dan merupakan salah satu rahasia dapur yang hampir tidak diketahui. Di balik rasa asli masakan Minang yang kaya rempah, Bantak tetap menjadi simbol rasa dan kearifan lokal Minangkabau, meskipun dapur modern sekarang ini lebih banyak dihuni oleh blender dan chopper listrik.


Bantak terdiri dari dua bagian, yaitu batu datar yang berfungsi sebagai alas, dan batu bulat yang digunakan untuk menggiling bumbu seperti bawang, cabai, dan rempah-rempah lainnya. Penggunaannya dilakukan secara manual dengan menggesek-gesek bumbu di atas batu sampai halus. Meskipun proses ini tampak mudah, hal ini membutuhkan kekuatan tangan dan ketelatenan yang tinggi.

“Bantak itu bukan hanya alat, tapi juga bagian dari seni memasak.” Ungkap Uni May, seorang pemilik usaha kuliner tradisional di Bukittinggi. “Kalau untuk sambal lado mudo atau rendang, saya masih pilih pakai bantak, soalnya bikin rasa bumbunya lebih tajam, dan aromanya keluar lebih kuat.”


Bantak memiliki nilai budaya yang mendalam. Selain berfungsi sebagai penggiling bumbu, pada masa lalu bantak sering digunakan untuk berkumpul bersama dalam melakukan pekerjaan dapur. Di dapur, ibu dan anak atau para perempuan yang sedang mempersiapkan pesta adat yang dikenal sebagai baralek, sering terlihat duduk bersama sambil menggilas bumbu dan bertukar cerita.


Tahukah kamu? Di beberapa daerah pedalaman Minangkabau, Bantak tidak boleh sembarangan dipindahkan atau dipakai oleh orang asing tanpa izin. Hal ini dikarenakan alat ini dianggap sebagai bagian dari “ruh” dapur yang diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur.


Meskipun saat ini keberadaan Bantak mulai tergantikan oleh alat-alat modern, sejumlah komunitas budaya dan restoran tradisional justru menghidupkan kembali keberadaannya. Bantak ditampilkan sebagai simbol dapur tradisional, bahkan dijadikan bagian dari acara memasak tradisional yang ditujukan untuk generasi muda.

Pada bidang desain interior, Bantak sekarang diperhatikan sebagai elemen dekorasi rustic yang menarik. Batu giling yang dulunya dianggap kuno, kini berubah menjadi elemen bernilai seni tinggi di restoran dan penginapan yang memiliki nuansa etnis Minangkabau.


Bantak menunjukkan bahwa alat yang sederhana pun dapat menyimpan rasa, sejarah, dan identitas. Ia menjadi pengingat bahwa setiap hidangan rendang, gulai, atau sambal khas Minangkabau mengandung sentuhan tangan leluhur yang pernah menggiling rasa dengan sepenuh hati.



penulis: Valdio Wahyu Afrido

editor: Pretti Sinta Mahendra 

Previous Post Next Post