Katidiang: Bakul Bambu Serbaguna dari Dapur Minangkabau

 



Di tengah peralatan dapur modern yang kian canggih, katidiang tetap eksis sebagai salah satu alat tradisional khas Minangkabau. Terbuat dari anyaman bambu berbentuk bundar dengan mulut lebar dan pinggiran rotan, katidiang dulunya digunakan untuk menampung padi setelah ditampi atau digiling. Uniknya, katidiang juga berfungsi sebagai alat ukur tradisional—satu katidiang setara dengan sekitar 40 liter padi.


Tak cuma di ladang atau dapur, katidiang juga punya tempat dalam adat. Dalam prosesi "Bararak Bako", misalnya, katidiang digunakan untuk membawa kelapa sebagai simbol dukungan dari keluarga mempelai pria. Kini, beberapa daerah seperti Sawahlunto dan Lima Puluh Kota masih melestarikan pembuatan katidiang secara manual, bahkan menjadikannya bagian dari wisata edukasi.


Katidiang bukan sekadar alat, tapi juga cerminan nilai, budaya, dan kearifan lokal Minangkabau yang masih bertahan di era modern. Simpel, tapi penuh makna.



penulis: Royfik Yusa Putra

editor; Ferdyan Siregar 

Previous Post Next Post