Di tanah Minang yang kaya tersembunyi berbagai budaya dan tradisi yang tidak lekang oleh zaman. Keindahan alam dan kekayaan budayanya merupakan warisan turun-temurun yang rugi jika tidak dipamerkan ke kancah dunia. Salah satu warisan budaya yang tidak pernah lepas dari suku Minangkabau adalah kekayaan kulinernya. Rendang yang merupakan simbol tradisi dan identitas bangsa Indonesia adalah contoh bahwa kuliner dari daerah barat Sumatra ini dapat bersaing dengan kuliner mewah dunia lainnya jika terus dipromosikan dan dikembangkan secara inovatif.
Reno Andam Suri adalah salah satu pengusaha serta tokoh pelopor kuliner Minang yang lahir di Sumatra Barat. Berbekal rasa cintanya terhadap masakan tradisional Minangkabau dan semangat untuk memperkenalkan cita rasa autentik kepada dunia, Reno telah berhasil membuat kuliner Minang semakin dikenal luas melalui berbagai inovasinya. “Sejak kecil, saya belajar banyak tentang bumbu dan teknik memasak tradisional dari ibu saya, dan ketika dewasa, saya menyadari bahwa ini adalah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujar Reno, yang dikutip dari westsumatra360.com.
Dengan semangat dan dedikasi, ia menerbitkan “Rendang Traveler” pada tahun 2012, sebuah buku yang memiliki konsep yang tidak hanya menawarkan rendang, tetapi juga menceritakan kisah di balik setiap resep dan bahan-bahan yang digunakan. Sebagai bagian dari misinya untuk memperkenalkan kuliner Minang, Reno juga terlibat dalam pendidikan dan pelatihan untuk para chef muda di Indonesia dan mancanegara. Ia sering mengadakan workshop dan seminar untuk mengajarkan teknik memasak Minang dan filosofi di balik makanan tersebut. Dengan cara ini, Reno berharap dapat memperluas jangkauan kuliner Minang, terutama di kalangan generasi muda yang lebih cenderung pada tren globalisasi.
Reno Andam Suri merupakan contoh sosok yang tidak hanya mencintai kuliner Minang tetapi juga berkomitmen untuk melestarikan dan mengembangkannya ke panggung global. Melalui langkah-langkah inovatif dan ketekunan, Reno membuka jalan bagi generasi baru untuk terus membawa warisan kuliner Minang menuju masa depan yang lebih gemilang.
penulis: Muharni Zain
editor: Ferdyan Siregar